Wednesday, October 22, 2014

Tarekat


Eko Wirawan, [21.10.14 22:17] Kondisi umat saat ini yg banyak keliru menyikapi Tarekat atau Tasawuf. Seperti, mempelajari tasawuf atau masuk tarekat itu nanti saja setelah umur 40thn. Syech Akbar menekankan bahwa melalui Tarekat berkeinginan utk meluruskan pemahaman yg keliru yang terjadi dimasyarakat umum dan juga sebagai suatu cara utk melakukan islah kpd seluruh umat muslim dan golongan.

Tarekat adalah sebatas Manhaj atau metode, sedangkan yg dipelajari adalah Islam. Ada 3 rukun Agama, sesuai dgn hadist Nabi yg di riwayatkan Ibnu Umar dan/atau Syadina Umar, yg secara singkat diuraikan sbb:

Pada saat Rasulullah sdgn berkumpul dgn para sahabat, tiba2 datang seorang pemuda yg bersih, gagah dgn memakai baju bersih serba putih. Yg lalu Pemuda tsb duduk dihadapan Rasululah dan menempelkan lututnya dgn lutut Rasulullah dan meletakan tanganya di paha Rasulullah. Kemudian, pemuda itu Lalu bertanya kpd Rasulullah: Mal Iman - apa itu iman, dan dijawab oleh Rasulullah (singkatnya dgn rukun iman) Mal Islam (Ketundukan) - apa itu Islam, dan dijawab singkatnya dgn rukun Islam Mal Ihsan - apa itu ihsan, dan dijawab oleh Rasulullah engkau beribadah seolah2 melihat Allah dan jika engkau tidak mampu maka meyakini bahwa Allah melihat engkau Lalu pemuda itu menghilang tanpa berbekas setelah selesai menanyakan hal2 tsb.

Rasulullah menjelaskaan kpd Umar dan para Sahabat yg lain bahwa pemuda yg datang itu adalah Jibril as yg mengajarkan kalian mengenai Agama. Maka sesuai kesepakatan para Ulama, sesuai dgn hadist tsb diatas, yg dipelajari dalam Agama (rukun Agama) adalah:

1) Iman (ilmu Tauhid)
2) Islam (Ilmu Fiqih)
3) Ihsan (Ilmu Tasawuf)

Dalam ilmu Fiqih, ada dikenal Mahzab dan yg dikenal secara umum ada 4 mahzab, Syafii, Maliki, Hambali dan Hanafi. Dalam ilmu Tasawuf, pemahaman Mahzab ini dikenal dgn nama Tarekat.

Seperti Tarekat Qadariah adalah Tarekat yg mendalami ilmu Tasawuf dgn metode yg di formulasikan dan diajarkan oleh Syech Abdul Qadir Jaelani. Perbedaan antara Mahzab dan Tarekat adalah, dalam Mahzab yg dibahas atau dikupas adalah hanya berkaitan dgn ilmu Fiqih nya saja.

Spt Mahzab Syafii, adalah pembahasan ilmu Fiqih dari Imam Syafii Sedangkan dalam Tarekat, yg pelajari, dibahasa dan dikupas adalah semua hal yg berkaitan dgn tiga rukun agama tadi. Perkembangan Tarekat terjadi saat kondisi umat dalam kondisi kacau, pemahaman agama semakin rusak dan keliru. Hal ini terjadi krn figur Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah telah wafat. Hakekat manusia adalah fikiran dan jiwa, hal ini spt juga disampaikan oleh Syech Jalaludin Arumi. Tasawuf hadir agar kita belajar utk mengenal diri kita sendiri sehinggak mendorong dan memberikan keyakinan utk beriman kpd Allah dan menjalankan ibadah kpd Allah.

Objek pembahasan dalam ilmu Tauhid adalah akidah atau bagaimana kita iman kpd Allah. Dan objek pembahasan dalam ilmu Fiqih adalah aturan2 atau hukum dalam menjalankan ibadah kpd Allah. Dalam ilmu Tasawuf, objek pembahasannya adalah Qalbu ( Hati Manusia). Ketiga Rukun Agama yg disebutkan diatas adalah landasan utk mempelari Agama secara komprehensive dan oleh karena itu harus dilakukan secara bersamaan. Seperti telah disampaikan diatas, tasawuf berkembang dalam kondisi pemahaman uman mengenai Agama yg semakin beragam dan keliru. Sehingga para ulama tasawuf tempo dulu, dalam mencari kebenaran dalam pemahaman Agama. Mereka menjalani metode Israqiah, yaitu dgn lebih banyak membersihkan hati dan mendekatkan diri kpd Allah, agar dapat bertemu dgn ruhani Rasulullah, sehingga mendapatkan bimbingan Rasulullah.

Hal ini memberikan corak tarekat diawal dulu dgn lebih dominan kepada pengamalan wirid, khalwat dan mukasyafah (terbukanya tirai atau hijab ruhani berjumpa dgn ruhani Rasulullah atau ruhani yg haq). Tarekat, bergantung kpd Mursyidnya. Mursyid yg haq (yg dibimbing oleh ruhani Rasulullah) akan membijaki bahwa target Mukasyafah adalah bukan target yg diperuntukan kpd semua Murid. Cukup Mursyidnya saja yg dimampukan utk mukasyafah.

Para Murid lebih di targetkan utk lebih membersihkan hati, meningkatkan kualitas diri, menggali potensi diri, dgn mengamalk Eko Wirawan, [21.10.14 22:17] an dan menghayati dzikir dan wirid yg telah ditalqinkan. Hal ini berguna utk para murid didalam menghadapi tantangan kehidupannya. i. Hasil dari bimbingan Tarekat modern yg lebih mengedepankan kpd pembersihan diri, pembinaan ruhani dan peningkatan kualitas diri dgn mengamalkan dzikir dan wirid yg ditalqinkan oleh Mursyidnya adalah untuk menimbulkan keimanan kpd Allah (akidah) dan menjalankan syariat agama (fiqih) dgn baik.

Tarekat mendatangkan ajaran Tasawuf utk bagaimana menghadapi kehidupan saat ini. Kasus yg saat ini berkembang adalah banyak Tarekat yg muncul tidak dgn adanya mursyid dan masih dgn melakukan pola tarekat tempo dulu dgn menjalankan wirid dan dzikir yg sangat banyak, sehingga memberatkan dan menghabiskan waktu jamaahnya. Bagi tarekat yg memiliki Mursyid yg dibimbing oleh Rasulullah. Mursyid akan membijaki bentuk dan jumlah wirid dan dzikir yg harus diamalkan oleh para muridnya untuk lebih flexible menyikapi perkembangan zaman. (Melakukan Tajdid) Yang pantas utk nama tarekat kita, menurut Syech Akbar adalah Tarekat Muhammadiyah. Krn Rasulullah didalam mengajarkan umat dahulu memiliki 3 bentuk metode, yaitu: Metode Nabi yg pertama, tidak memukul rata metode pembelajaran utk setiap umat

Contoh: Seorang pedagang diajarkan bahwa pekerjaan yg paling afdhal adalah pedagang yg Jujur. Hal berbeda disampaikan oleh Rasulullah mengenai pekerjaan yg paling afdhal kpd sahabat yg berprofesi sbg Petani. Metode Nabi yg kedua dalam mengajarkan agama adalah Yassiru wala assiru (yang termudah dahulu atau yg mudah utk dipahami oleh umat terlebih dahulu diajarkan) Metode Nabi yg ketiga, adalah Praktis Yaitu ikuti apa yg dilakukan atau dibijaki oleh Nabi. Ada figur Uswatun Hasanah Ketiga karakter metode Nabi tadi ada dalam Tarekat Muktabarok. Nama Tarekat kita Al Idrisiyyah tetap dipertahankan krn adanya ormas Muhammadiyah di Indonesia. Wirid2 yg sdh diajarkan hrs terus diamalkan dan jika tdk diamalkan, maka sdh tidak bertarekat lagi. Contohnya wirid yg dilakukan setelah sholat Fardhu. Maka,

Ada wirid yg disebut .. Dzikir al azkar al jawami Yaitu Dzikir2 yg dapat menghimpunkan Dzikir al azkar al jawami ini, dicontohkan oleh Nabi kpd Istri Nabi yg ingin mengamalkan wirid Subhanallah sebanyak2nya, setelah mengetahui fadhilah dari wirid Subhanallah. Dimana Rasulullah mengajarkan kepada IstriNya kalimat: "Subhanallah adadama khalqi,.....ila akhir.." Dalam tarekat kita, yg diajarkan atau di ijazahkan oleh ruhani Rasululah kepada Guru Kita terdahulu sbg Al Azkar Al Jawami adalah kalimat "Fii Kulli Lamhawitin.....ila akhir" Wirid dalam tarekat kita dicukupkan oleh Syech Akbar spt apa yg ada di Hadiqah..

Dgn syarat konsisten utk dilakukan, diamalkan serta dihayati. Wirid2 yg tercantum dalam Kitab Hadiqah, memiliki Fadilah2. Antara lain yg disampaikan oleh Syech Akbar kali ini adalah: Bacaan wirid yg dimulai dari wirid, "A'uudzu Bikalimaatillahit taammaati....ila akhir.. Sampai wirid sebelum Asmaul Husnah", wirid ini disebut Asfadhah Asbawiyah (benteng kejahatan dari kejahatan lahiriah maupun batiniah) Spt utk melakukan Ruqiah, murid bisa melakukannya dgn membaca Tawasul, lalu baca ayat kursi, Al Ikhlas, Al Falaq dan Annas. Atau jg bisa dilakukan dgn Tawasul, lalu Ya Hayyu Ya Qayyum dan Rabitha. Kajian Malam Rabu, 21 Oktober 2014 Note: Jika ada penulisan yg salah, mohon dimaafkan dan dikoreksi. Tarekat Al-Idrisiyyah Indonesia

No comments: